## Perjuangan Hak Asuh Anak: Perbandingan Film “Palmer” dan “Gifted”
Film-film yang mengangkat tema perjuangan hak asuh anak selalu mampu menyentuh hati penonton. Dua film yang menarik perhatian saya, dan mungkin juga menarik perhatian Anda, adalah “Palmer” (2021) dari Apple TV+ dan “Gifted” (2017), yang awalnya tayang di Netflix kemudian beralih ke Disney+ Hotstar. Meskipun dirilis di platform dan tahun yang berbeda, keduanya memiliki inti cerita yang serupa: perjuangan mendapatkan hak asuh anak menghadapi sistem dan berbagai rintangan. Mari kita telusuri lebih dalam perbandingan kedua film ini.
**”Palmer”: Kisah Haru Mantan Narapidana dan Anak Non-Biner**
“Palmer” mengisahkan Eddie Palmer, seorang mantan narapidana yang baru saja menyelesaikan masa hukuman 12 tahun. Kehidupan pasca-penjara membuatnya berjuang keras untuk beradaptasi kembali ke masyarakat. Kesulitan mencari pekerjaan dan stigma sosial yang melekat menjadi hambatan besar. Ia tinggal bersama neneknya, Vivian, dan tetangganya adalah Shelly, seorang wanita pecandu narkoba yang memiliki anak berusia 7 tahun bernama Sam. Ketika Shelly meninggalkan Sam tanpa kabar, Vivian menampung anak tersebut.
Ikatan yang kuat terjalin antara Palmer dan Sam. Sam, yang digambarkan sebagai anak yang ceria namun non-biner, sering menjadi korban perundungan karena perbedaannya. Palmer melihat ketidakadilan yang dialami Sam dan berjuang keras untuk mendapatkan hak asuh anak tersebut, meski ia sendiri menghadapi berbagai keterbatasan. Shelly, sang ibu, digambarkan sebagai sosok yang menyayangi Sam namun tak mampu mengatasi ketergantungan narkoba dan hubungan yang abusive. Kehidupannya yang kacau membuat Sam terancam masuk ke sistem *Foster Care*—sistem pengasuhan anak di Amerika Serikat yang sering kali digambarkan sebagai sistem yang kacau dan traumatis bagi anak-anak, seperti yang sering ditampilkan dalam film-film Amerika. Konflik utama terletak pada perjuangan Palmer untuk menyelamatkan Sam dari sistem tersebut dan memberikannya kehidupan yang lebih baik.
**”Gifted”: Pertempuran Hak Asuh Antara Kakek dan Nenek**
“Gifted” menghadirkan cerita berbeda namun dengan tema yang serupa. Frank Adler, seorang kakek, merawat Mary, anak perempuan dari mendiang kakaknya, seorang ahli matematika jenius. Mary mewarisi kecerdasan luar biasa ibunya, mampu memecahkan soal-soal matematika yang kompleks jauh di atas kemampuan anak seusianya. Frank ingin Mary tumbuh sebagai anak normal, menikmati masa kanak-kanak dengan teman sebaya dan bermain, bukan terbebani oleh bakat matematikanya yang luar biasa.
Kedamaian mereka terusik ketika Evelyn Adler, ibu Frank dan nenek Mary, muncul. Evelyn memiliki ambisi besar untuk menjadikan Mary sebagai “proyek” dalam bidang matematika, mengabaikan keinginan dan kebutuhan emosional Mary. Pertikaian antara Frank dan Evelyn pun tak terelakkan, berujung pada perebutan hak asuh Mary. Frank berjuang melindungi Mary dari ambisi dan *helicopter parenting* ibunya, menjaga agar Mary terhindar dari tekanan yang sama seperti yang dialami ibunya dulu. Konflik “Gifted” berpusat pada pertempuran antara dua generasi, dua gaya pengasuhan yang bertolak belakang, dengan Mary sebagai taruhannya.
**Perbandingan dan Kesimpulan:**
Kedua film ini menawarkan perspektif yang berbeda tentang perjuangan hak asuh anak. “Palmer” menyorot problematika sosial ekonomi masyarakat kelas bawah, menunjukkan bagaimana latar belakang kriminal dan kemiskinan dapat menghambat seseorang dalam mendapatkan hak asuh anak, meskipun ia memiliki kasih sayang dan niat yang tulus. Film ini memberikan gambaran yang suram namun realistis tentang ketidakadilan sistemik yang dihadapi oleh individu-individu yang kurang beruntung.
Sementara itu, “Gifted” mengupas masalah disfungsi keluarga pada kelas atas, menunjukkan dampak *helicopter parenting* dan ambisi orang tua terhadap kesejahteraan anak. Meskipun konfliknya terasa sedikit lebih “flat” dibandingkan “Palmer”, “Gifted” tetap mampu menyajikan kisah yang menarik dengan karakter-karakter yang kompleks.
Baik Justin Timberlake (“Palmer”) dan Chris Evans (“Gifted”) memperlihatkan akting yang memukau, mengungkapkan emosi dan perjuangan batin karakternya dengan sangat baik. Keduanya menekankan pentingnya kesehatan mental dan kebahagiaan anak dalam konteks pertarungan hak asuh. Meskipun jalan cerita berbeda, kedua film ini sama-sama direkomendasikan bagi pecinta film drama yang ingin menikmati cerita yang menyentuh hati sekaligus memicu renungan tentang pengasuhan anak dan keadilan sosial. Saya pribadi memberikan rating 4 dari 5 untuk kedua film ini karena ceritanya yang pas, tidak terlalu berat namun juga tidak terasa murahan. Mereka memberikan keseimbangan yang baik antara hiburan dan pesan moral yang mendalam.
**(Keyword: Palmer, Gifted, film, review, hak asuh anak, foster care, helicopter parenting, Justin Timberlake, Chris Evans, drama, film rekomendasi, perbandingan film, review film, Apple TV+, Netflix, Disney+ Hotstar)**